Kegalauan Dan Kesusahan Orang-Orang Dalam Menghadapi Dan Menjalani Virus Covid-19

Banyak orang mengeluhkan mengalami kerugian selama terjadinya covid-19 ini. Dan rasnya semua orang mengalami kerugian. Baik dari kalangan bawah, sederhana bahkan kalangan atas. Banyak kalangan bawah mengatakan bahwa kalangan atas masih enak karena memiliki banyak uang. Sehingga terjadinya kasus covid-19 ini, mereka orang-orang kalangan atas masih memiliki simpanan, dan mereka masih memiliki cukup uang untuk bertahan hidup. Untuk melanjutkan hidup. Sedangkan orang kalangan bawah. Harus mengalami banyak sekali kesusahan. Bahkan mereka harus memutar otak bagaimana harus bertahan hidup hari ini. Harus makan apa hari ini.

Kegalauan Dan Kesusahan Orang-Orang Dalam Menghadapi Dan Menjalani Virus Covid-19

Tapi perlu kita ketahui dengan terjadinya covid ini. Yang mengalami kerugian tidak lah hanya masyarakat kalangan bawh tapi juga lapisan masyarakat bagian atas. Para pengusaha sekalipun. Mereka juga mengalami kesusahan di masa covid ini. Walaupun tampaknya mereka masih bisa bertahan hidup. Mereka masih bisa makan, dan masih bisa bekerja. Tapi itu bukan berarti mereka okey saja selama masa covid ini. Mereka juga mengalami kesusahan. Dengan berkurangnya pelanggan. Banyak usaha mereka anjlok karena kurangnya pembeli. Banyak orang semakin berhemat.

Sehingga banyak yang mengalami penurunan usaha mereka. Sehingga tidak sedikit pengusaha yang terjerat hutang, karena harus menutupi kerugian mereka. Dimana mereka harus tetap menggaji pegawai, karyawan mereka di tengah penurunan usaha mereka. Sehingga banyak pengusaha melakukan PHK kepada para pegawai dan karyawan mereka. Hal itu tidaklah mudah bagi mereka untuk melakukan hal itu. Karena PHK pun tidak sekedar memecat dan selesai. Tapi sebelum mereka memecat atau melakukan PHK, mereka harus membayar 1 kali gaji dari para karyawan.

Sehingga hal tersebut membuat mereka harus merogok kocek lebih banyak. Dan itu membuat beberapa pihak harus berhutang untuk bisa menggaji orang-orang mereka. Memang, alhasil, banyak orang harus kehilangan pekerjaan mereka selama masa covid ini. Sehingga orang-orang semakin bingung harus mencari uang dimana lagi. Dimana lagi mereka harus menghasilkan uang. Dan harus bertahan hidup. Dan banyak yang harus berpikir, bagaimana cara untuk bisa makan hari ini.

Indahnya Berteman Dalam Tongkrongan Tidak Membutuhkan Topeng Atau Kepura-Puraan

Mungkin ada beberapa orang mengatakan. Dalam berteman pasti akan ada satu dua orang yang tidak tulus dan mereka akan pergi. Sehingga di dalam lingkungan pertemanan, di satu circle pasti akan terjadi perputaran orang-orangnya. Dimana ada yang tinggal, ada yang pergi. Ada yang hanya mampir sebentar tapi pergi lagi. Tapi ada juga yang sudah tahu itu tempatnya, sehingga mau kemanapun dia berpetualang pada akhirnya dia akan pulang pada tempat yang pertama. Di pertemanan pertama itu.

Indahnya Berteman Dalam Suatu Tongkrongan Yang Tidak Membutuhkan Topeng Atau Kepura-Puraan

Dan memang tidak semua orang yang memiliki kewarasan dan ketangguhan mental seperti itu. Karena bisa dibilang untuk bisa mempertahankan suatu tongkrongan. Untuk bisa menjaga hubungan dan ikatan dalam sebuah tongkrongan atau suatu kelompok pertemanan. Itu dibutuhkan ketulusan. Karena saat seseorang berteman atau bergabung di satu kelompok tongkrongan, jika fokusnya beda, maka yang terjadi pun berbeda. Misalnya seseorang datang bergabung di suatu kelompok pertemanan, dan fokusnya atau niatnya hanya untuk mengisi waktu luang.

Biar gak sendirian banget. Nah kesan yang diberikan pun hanya sekedar itu. Lalu lalang. Tapi jika kalian tulus berteman disitu. Kalian taroh hati disitu. Dimana tidak hanya sekedar tongkrongan tapi orang-orang itu sudah kalian anggap saudara, keluarga. Sehingga saat ada satu yang kenapa-napa, maka semua akan turun bantuin. Dan itu lah solidaritas. Jangan hanya mau enaknya saja, jangan hanya mau solidaritasnya saja, tapi kalian sendiri tidak ada kontribusi apa-apa saat yang lain membutuhkan pertolongan. Dan unutuk mempertahankan suatu tongkrongan, dibutuhkan ketulusan, dimana tidak ada kemunafikan disitu.

Sekali ada yang munafik, atau memiliki niat buruk, siap-siaplah untuk menjadi musuh dari banyak orang. Dan suka heran apa esensi dari menjadi orang yang buruk itu di sebuah tongkrongan. Karena di tongkrongan, orang mencari kawan bukan lawan. Untuk itu dibutuhkan kedewasaan dalam berteman dengan orang-orang seperti ini. Dan butuh toleransi yang tinggi, sehingga kalian bisa saling menerima satu sama lain.